MEuLaboH

Konon berasal dari kata "berLabUh" santer dan terkenal kala invasi TsuNaMi taklukkan tepi daratan AtJeH bagian barat ini. Berharap tak sama TrAgiSnya dengan Meulaboh, BloG ini berisikan iMaGes bertema huMan iNteRest, Still liFe, pHoto JourNalist, dll-lah yaNg berlokasi di bagian baRat KaLimAntaN. Karenanya kritik dan saran serta tips untuk peraCik mEdIa sempit ini dari sanG pElaBuh (MeuLaboH) sangat di nanti. Tak AyaL TeriMa kasih PeraCik haturkan bagi setiap sumbangSihnYa. SalAm!

“Memanusiakan manusia”




Mungkin kita pernah menjumpai beberapa pengalaman yang berkesan dalam hidup, pengalaman baik bisa berkembang menjadi bayang imagie sekaligus mimpi dan berharap dipeluk TuhAn untuk kemudian dikabulkan persis asa Andrea Hirata lewat Arai si SimPay KeRamat dalam TriLoginya EdENsoR, buruknya pengalaman, menjadi trauma berkepanjangan berdampak pada bentuk watak serta kepribadian menyimpang layaknya Si tuKang jagal dari JombanG, Ryan. Dan sisanya pengalaman menjadi nostalgie yang sedikit banyak menyisakan hikmah untuk kemudian ditangkap dan disadari di kemudian hari, betapa waktu begitu sangat berharga membentuk kepribadian insan di muka bumi.




Semua pengalaman hidup serta merta tercetak dengan sendirinya di dalam benak insan tanpa kecuali. Baik sadar maupun alam bawah sadar. Dengan serta merta ia menjadi nutrisi bagi koordinasi kedua belah otak kanan dan kiri dalam bereksplorasi menghasilkan pola fikir, kecendrungan sikap, watak, dan stimulasi tindakan awal atas gejolak sosial di lingkungan sekitar. Lalu apakah kita andil dalam mempengaruhi baik buruknya citra manusia lain selama ia hidup lewat pengalaman pengembaraan atau sekedar interaksi dan komunikasi? Tentu masing-masing dari kita tak banyak yang bermaksud dengan sadar mempengaruhi watak manusia lain dengan hal-hal yang menyimpang. Tapi siapa yang tahu???

Di rumah seorang ibu dengan sabar manghadapi berbagai tingkah polah anaknya demi membentuk watak seorang anak yang santun, disekolah ibu guru dengan teliti mempelajari berbagai tipikal anak didiknya, untuk kemudian memberi sedikit perlakuan berbeda dengan harapan dapat mengurangi kecendrungan sifat menyimpang pada tiap-tiap anak akibat pengaruh lingkungan yang tak seluruhnya ideal, dari setiap peserta didik yang diamanahkan pada tenaga didik jelas tak ada sedikitpun harapan jika sang anak kelak tumbuh dengan kepribadian menyimpang, dan kemudian berakhir di sel lantaran menjadi penjahat kambuhan.

Semua bentuk bekal pendidikan dan kontrol baik dari organisasi terkecil yang paling bertanggung jawab terkait moral satu individu hingga instansi terkait lewat lembaga pendidikan, semuanya merupakan bentuk ikhtiar dalam mempersiapkan individu yang mampu menetralisir, menindak pengaruh baik buruk lingkungan dengan kebijakan taktis, praktis ketika proses interaksi dan komunikasi berlangsung.
Dan disini, lewat media sempit ini saya ingin menyampaikan, berbagi, sharing, fasilitas berbagi pendapat, dan kritik atas gejala- sosial yang ada di sekitar kita, tepatnya di lingkungan sekitar lintas khatulistiwa, tentunya lewat media bernama “cel” yang favouritenya di kalangan fotografer di sebut “CelLuloId” meski belum menyeluruh, tak terkecuali mereka yang memiliki pengalaman lebih atas kasus-kasus yang belakangan terjadi di sekitar tempat tinggal kita, tanah air tercinta.

“Kita semua harus menerima kenyataan, tapi menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi berkembang, karena manusia juga bisa membikin kenyataan-kenyataan baru. Kalau tak ada orang mau membikin kenyataan-kenyataan baru, maka kemajuan sebagai kata dan makna sepatutnya dihapuskan dari kamus umat manusia.” (Pramoedya Ananta Toer, Rumah Kaca, hal 325)

RituAL PenGumPuL At TPAS BAtuLayAng

 


ANGLE - Templates Novo Blogger 2008